Ketentuan Fidyah (bagi yang meninggalkan) Puasa
Ilustrasi fidyah puasa. Sumber foto: zakat.or.id Oleh Tgk. Ismail M. Husen Ketua Bidang Pendidikan TASTAFI Kota Banda Aceh ...
https://www.tastafi.com/2019/06/ketentuan-fidyah-bagi-yang-meninggalkan.html
Ilustrasi fidyah puasa. Sumber foto: zakat.or.id |
Oleh Tgk. Ismail M. Husen
Ketua Bidang Pendidikan TASTAFI Kota Banda Aceh
Puasa Ramadhan merupakan salah satu perintah
wajib dan rukun Islam yang Ke empat. Bagi umat Islam menjalankan puasa Ramadhan
adalah bagian dari bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Namun demikian, bagi orang
yang uzur tidak sanggup berpuasa, Allah berikan keringanan untuk tidak berpuasa
dan menggantikannya dengan fidyah. Berikut penjelasan tentang fidyah puasa
Ramadhan.
Fidyah puasa terbagi kepada 4 Macam :
1. Fidyah puasa bagi orang lanjut usia (lansia)
yang sama sekali tidak sanggup berpuasa. Perhari satu mud atau 0.8 kg makanan
pokok. Diberikan kepada fakir dan miskin.
2. Fidyah puasa karena tidak sanggup puasa bagi
orang sakit kronis, secara adat tidak mugkin lagi sembuh. Perhari satu mud atau
0.8 kg makanan pokok. Diberikan kepada fakir dan miskin.
3. Fidyah puasa bagi wanita hamil atau
menyusui. Sebab tidak berpuasa karena takut mudharat bagi sibayi. Perhari satu
mud atau 0.8 kg makanan pokok. Diberikan kepada fakir dan miskin. Selain wajib
fidyah, puasa yang luput juga wajib diqadahakan.
4. Fiyah puasa karena menunda qadha puasa
Ramadhan serta memungkinkan untuk diqadha hingga masuk Ramadhan yang lain.
Perhari satu mud atau 0.8 kg makan pokok diberikan kepada fakir dan miskin.
Dalam sebuah hadis riawayat Daraquthni dan Baihaqi Rasulullah bersabda :
من أدرك رمضان
فأفطر لمرض ثم صح ولم يقضه حتى أدركه رمضان آخر صام الذي أدركه ثم يقضي ما عليه ثم
يطعم عن كل يوم مسكينا رواه الدارقطني والبيهقي..
Siapa saja mendapati Ramadhan, lalu tidak
berpuasa karena sakit, kemudian sehat kembali dan belum mengqadhanya hingga
Ramadhan selanjutnya tiba, maka ia harus menunaikan puasa Ramadhan yang sedang
dijalaninya, setelah itu mengqadha utang puasanya dan memberikan makan kepada
seorang miskin setiap satu hari yang ditinggalkan sebagai kaffarah,’ HR
Ad-Daruquthni dan Al-Baihaqi.
Tgk Ismail M. Husen |
Menurut pendapat yang kuat, fidyah jenis ini
berlaku berulang-ulang setiap tahun selama puasa Ramadhan tersebut belum
selesai diaqadha. Syekh Jalaluddin Al-Mahalli dalam kitab Syarah Almahalli
mengatakan :
وَالْأَصَحُّ
تَكَرُّرُهُ-- أَيْ الْمُدِّ. (بِتَكَرُّرِ السِّنِينَ) وَالثَّانِي لَا يَتَكَرَّرُ
أَيْ يَكْفِي الْمُدُّ عَنْ كُلِّ السِّنِينَ
Artinya: menurut pendapat yang lebih shahih
adalah pelipat gandaan mud atau denda tersebut dihitung berdasarkan tahun-tahun
yang ditunda.
Sementara pendapat kedua tidaklah demikian,
artinya tidak dilipatgandakan dengan penundaan tahun qadha, dan cukup membayar
1 mud perhari untuk tiap-tiap tahun yang ditunda tersebut.