[Citizen Reporter] Syiar Tastafi, dari Aceh Hingga Eropa
Oleh Tgk Abdul Razaq Ridhwan. Pembina MAZKA Langsa, alumnus Mudi Mesra Samalanga, melaporkan dari Kota Hojiring Denmark JAK be...
https://www.tastafi.com/2019/02/citizen-reporter-syiar-tastafi-dari.html
Oleh Tgk
Abdul Razaq Ridhwan.
Pembina MAZKA Langsa, alumnus Mudi Mesra Samalanga,
melaporkan dari Kota Hojiring Denmark
JAK
beut atau pergi untuk mencari ilmu adalah kewajiban setiap individu hamba
Allah. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW, "Menuntut Ilmu adalah kewajiban
bagi setiap muslim".
Jadi
di mana pun kita berada maka kewajiban menuntut ilmu tidak akan pernah lekang
dari setiap muslim.
Prinsip
jak beut yang sangat kuat di masyarakat Aceh ternyata masih dipegang erat-erat
oleh warga Aceh yang bermukim di Eropa.
Fakta
ini saya lihat sendiri semenjak hari pertama saya berada di tanah Eropa, dalam
rangka Safari Dakwah, Shalawat Maulid Rasulullah, dan pengajian keliling di
rumah-rumah warga Aceh di Denmark, Norwegia, dan Swedia, sejak Desember 2017
lalu.
Gambaran
tentang antusiasme warga Aceh di Eropa dalam menjaga aqidah dan tradisi serta
adat budaya Aceh, telah saya tulis dalam tiga tulisan sebelumnya yang dimuat di
rubrik citizen reporter Serambi Indonesia edisi cetak maupun edisi online.
Kali
ini saya menulis tentang antusiasnya warga Aceh di Denmark dalam mengikuti
pengajian Tauhid, Tasawuf, dan Fiqah (Tastafi). Warga Aceh di Denmark
berdomisili di dua tempat yang berbeda,
yaitu di kota Hojiring dan di kota Ars.
Kedua
kota ini berjarak sekitar 1 jam perjalanan dengan kendaraan roda 4. Dalam
perjalanan Safari Dakwah di kota Hojiring, saya bersilaturahmi ke rumah-rumah
warga Aceh di Hojiring, hampir 20 rumah kami bersilaturahmi.
Pada
Jumat dan Sabtu (12-13 Januari 2018) saya mengadakan dan membuka Pengajian
Tastafi Cabang Denmark di kota Hojiring bersama warga Aceh.
Penulis
mengisi pengajian Tastafi di salah satu masjid di Kota Hojiring Denmark,
Januari 2018. Penulis mengisi pengajian Tastafi di salah satu masjid di Kota
Hojiring Denmark, Januari 2018. (Facebook.com/Akhy Ael Ridamy)
Pengajian
Tastafi adalah sebuah pengajian yang berada di bawah binaan Waled Hasanoel
Bashry AG atau Abu Mudi Samalanga dan para ulama Aceh.
Pengajian
Sastafi sudah berjalan lebih kurang enam tahun dan sudah memiliki sayap di
seluruh Aceh, serta beberapa cabang luar negeri, seperti Malaysia, dan kali ini
di Eropa.
Tgk
Siti Aminah, alumni Dayah Mudi Mesra Samalanga dan salah satu pengajar agama di
Denmark, berharap dengan terbentuknya Tastafi di Denmark bisa memperkuat
ukhawah silaturrahmi antara warga Aceh di Eropa dan ulama-ulama, di Aceh maupun
seluruh dunia.
Pengajian
Perdana
Untuk
pengajian Tastafi perdana di Denmark ini, dimulai setelah shalat Isya sampai
selesai. Pengajian dilanjutkan lagi pada hari Sabtu setelah shalat Zuhur, yang
juga diikuti oleh anak-anak Aceh.
Pengajian
diawali dengan latihan shalawat dan zikir bersama, kemudian dilanjutkan dengan
pengajian dan tanya jawab seputar masalah agama.
Pengajian
Tastafi bagi warga Aceh yang berdomisili di Kota Hojiring diadakan di salah
satu masjid di kota Hojiring.
Masyarakat
Aceh, termasuk pegiat di masjid yang disewa oleh umat Islam di kota tersebut.
Masjid
yang berada di tengah kota Hojiring ini berbentuk gedung kecil dengan daya
tampung 200 jamaah.
Warga
Aceh di Denmark antusias mengikuti pengajian Tastafi, Januari 2018.
Warga
Aceh di Denmark antusias mengikuti pengajian Tastafi, Januari 2018. ()
Masyarakat
Aceh menjadikan masjid tersebut sebagai tempat pengajian setiap hari Sabtu dan
minggu.
Walaupun
di tengah kesibukan dan hidup di negara Eropa, tapi semangat warga Aceh untuk
jak beut atau mencari Ilmu Allah, tetap menyala.
Semoga
semangat untuk berjihad dalam mencari Ilmu di tanah Eropa tidak pernah pudar
meskipun dalam kesibukan mencari nafkah.
Setelah
acara pengajian, pada hari malam Sabtu dan harinya, saya kembali meninggalkan
Denmark, untuk melanjutkan Safari Dakwah ke Norwegia.
Warga
Aceh di Denmark, juga Norwegia dan Swedia, berharap agar setiap tahun datang
para ulama dan teungku dari Aceh untuk menyiarkan dakwah, terutama ilmu Tauhid,
Tasawuf, dan Fiqah, agar generasi Aceh di Eropa tetap berpegang teguh kepada tuntunan
agama. (*)
sumber:
Harian Serambi Indonesia
Semoga organisasi Tastafi menjadi wadah penersatu umat islam sedunia..
BalasHapus